Header Ads

Header ADS

Aktivitas PT. STM/Vale, Untung Atau Jadi Ancaman ??

 

Dialog Aliansi Peduli Masyarakat Hu'u dengan sejumlah pejabat Pemda Dompu, Kamis (17/10) Siang.


Dompu_NTB, -- tamborapress.com -- PT. Sumbawa Timur Mining (STM/Vale) kembali menjadi sorotan publik usai bocornya data retribusi pajak yang mengungkap jumlah tenaga kerjanya menembus 1.000 orang.

Aliansi Peduli Masyarakat Hu'u pada dialog, Kamis ( 17/10/2024) kemarin Siang, menuding manajemen STM tidak hanya Apatis dalam melaporkan kecelakaan kerja, tetapi juga berpotensi mengabaikan kewajiban pajak yang semestinya mengalir ke kas daerah Kabupaten Dompu.  

"Kami menemukan salah satu karyawan STM mengalami kecelakaan kerja, namun hingga hari ini pihak perusahaan diduga tidak melaporkannya ke instansi terkait," ujar Amirullah, perwakilan Aliansi Peduli Masyarakat Hu'u, Kamis (17/10). 

Menurut Dia, tindakan ini diduga melanggar aturan dan Regulasi lainnya yang mewajibkan pihak perusahaan untuk patuh dan taat. Hal ini kata Amirullah dapat di indikasikan sebagai lemahnya komitmen STM terhadap keselamatan pekerja itu sendiri.

Amirullah menegaskan bahwa pengabaian terhadap pelaporan kecelakaan bukan sekadar masalah administrasi, melainkan bentuk realisasi komitmen dan itikad baik serta tanggung jawab maupun soal  transparansi. 

"Keselamatan pekerja itu hak fundamental. STM tidak bisa lepas dari kewajiban ini," tegasnya.  

Selain soal keselamatan kerja, Aliansi Peduli Masyarakat Hu’u juga menyoroti dugaan ketidakjelasan pengelolaan pajak. Bocornya data retribusi pajak dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dompu justru semakin memperkuat keraguan publik terkait kontribusi STM.  

"Kalau tembus 1.000 tenaga kerja ini datanya benar, berapa sebenarnya potensi retribusi pajaknya. Selain itu, berapa retribusi tenaga kerja asing yang sudah STM setor ke kas daerah? Jangan - jangan ada manipulasi atau aliran retribusi malah tidak jelas," kata Amirullah dalam dialog bersama asisten II di Pemda Dompu.  

Kata dia, sorotan ini kian mencuat karena STM merupakan perusahaan modal asing (PMA) yang diawasi langsung oleh pemerintah pusat. Publik kecewa dengan minimnya peran pemerintah daerah dalam memastikan transparansi dan kontribusi STM bagi kesejahteraan masyarakat. 

"Perusahaan beroperasi di tanah kami, tapi dampaknya terhadap daerah masih belum jelas," tambah Amirullah.  

Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaketras) Kabupaten Dompu, Miftahul Suhada ST.MT,  mengonfirmasi bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi terkait kecelakaan tersebut. "Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat untuk memastikan langkah lebih lanjut," ujar Miftahul yang juga menjabat sebagai Staf Ahli keuangan Bupati.  

Miftahul menyebut bahwa per Juni 2024, jumlah tenaga kerja di STM mencapai lebih dari 1.000 orang, untuk Pekerja Asing sebanyak 9 orang. Tapi retribusi pekerja asing tidak masuk ke kas daerah malah mengalir ke pemerintah pusat. 

"Padahal retribusi tenaga kerja asing perorang sekitar 100 dolar perbulannya," katanya

Dengan demikian, perusahaan ini (PT. STM/Vale_Red,) seharusnya menjadi sumber pajak potensial yang signifikan bagi Dompu, terutama dengan diberlakukannya Perda Nomor 8 Tahun 2023. 

"Selain perda, harus ada peraturan bupati untuk mengatur teknis penarikan retribusi pajaknya," jelas Miftahul.  

Hingga kini, STM sendiri belum memberikan klarifikasi resmi terkait jumlah pajak yang disetorkan. Malah, Publik mendesak pemerintah daerah segera bertindak agar kebocoran data tidak berlarut-larut.

" Jika tidak ada langkah tegas, ini hanya akan memperburuk citra perusahaan dan menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah," tegas Amirullah.  

Polemik ini tidak hanya mempersoalkan aspek teknis operasional Perusahaan tambang, tetapi juga menyinggung isu keadilan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Publik berharap ada transparansi dan akuntabilitas, dari STM sebagai pemegang Kontrak Karya (KK) guna memastikan pengaruhnya bagi bagi pertumbuhan ekonomi Daerah, Atau justru sebaliknya malah menyengsarakan Masyarat dengan sejumlah ancaman Bencana.(IB).

No comments

Powered by Blogger.