Kasus HIV di Dompu Tembus 128, Dua Penderita Baru Muncul Setiap Bulan
Dompu_NTB, tamborapress.com – HIV/AIDS kian mengkhawatirkan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Hingga Juni 2025, tercatat 128 kasus dengan 16 orang sudah meninggal dunia. Ironisnya, setiap bulan muncul setidaknya dua penderita baru, sementara aktivitas berisiko penularan masih terus berjalan tanpa ada langkah tegas dari pemerintah daerah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dikes) Dompu, Maria Ulfa, menegaskan pihaknya gencar melakukan skrinning di sejumlah titik rawan penularan.
“ Pemeriksaan kami lakukan di lapas, kelompok berisiko seperti waria, ibu hamil, pekerja seks, hingga pasien TB yang rentan terinfeksi HIV ,” Ujarnya dalam wawancara eksklusif, Kamis (11/9/2025) Kemarin.
Selain metode skrinning, dikatakannya, Dikes juga menggelar sosialisasi di sekolah dan masyarakat seputar cara penularan virus, mulai dari hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan narkoba suntik, hingga transfusi darah.
Meski demikian, keresahan publik tetap tinggi akan resiko penularan. Hal itu disebabkan sebagian penderita HIV diketahui masih bebas berinteraksi di masyarakat, bahkan ada diantaranya tetap menjalankan profesi berisiko.
Menanggapi hal tersebut, Maria menegaskan agar Masyarakat tak perlu khawatir tertular jika tidak melakukan aktifitas beresiko seperti seks bebas. Sedangkan terkait pekerja seks yang masih aktif, dijelaskannya bahwa Dikes hanya sebatas memberi konseling, informasi, dan edukasi (KIE).
“ Melarang mereka bekerja bukan kewenangan Dinas Kesehatan. Kami hanya pada aspek pelayanan kesehatan ", Katanya.
Maria juga mengingatkan, bahwa penanganan HIV tidak bisa ditangani Dikes sendirian. “ Butuh lintas sektor. Masalah HIV terlalu kompleks jika dibebankan ke satu instansi ", Tegasnya.
Sedangkan dari sisi pengobatan, pasien HIV mendapat obat ARV gratis setiap hari. Obat tersebut berfungsi menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat, meski potensi penularan tetap ada jika aktivitas berisiko masih terus berlangsung.
“ Tidak ada obat penyembuh HIV. ARV hanya menekan perkembangan virus ", Jelas Maria.
Kabid pengendalian dan pencegahan Dikes Dompu tersebut menilai, skrining yang digencarkan pihaknya cukup efektif saat ini. Banyak kasus tersembunyi kini mulai terungkap, yang diibaratkan Maria sebagai fenomena gunung es.
“ Nol kasus bukan berarti tidak ada. Hanya belum terdeteksi karena skrining belum masif ", Tandasnya.
Faktanya, dua kasus baru ditemukan setiap bulan di Kabupaten Dompu, tren yang diperkirakan bakal terus meningkat seiring masifnya pemeriksaan di lapangan oleh dinas kesehatan. Meski begitu, hingga kini belum ada langkah nyata dari Pemerintah Daerah Dompu untuk menutup aktivitas berisiko yang menjadi pintu penularan HIV. Kondisi ini menimbulkan kritik bahwa upaya penanganan masih sebatas pada deteksi dan sosialisasi, tanpa intervensi nyata menghentikan sumber masalah.(IB).
No comments